Teori Belt Conveyor
Dipilihnya sistem belt conveyor sebagai sarana transportasi adalah karena tuntutan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan optimasi dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja.
Keuntungan penggunaan belt conveyor adalah :
1. Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan barang.
2. Memberikan pemindahan yang terus-menerus dalam jumlah yang tetap.
3. Membutuhkan sedikit ruang.
4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan barang.
5. Menurunkan polusi udara.
Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (1 s.d. 5000 m3/jam atau lebih), kemampuan untuk memindahkan barang dalam jarak (1 s.d. 5000 meter atau lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan belt conveyor digunakan secara luas sebagai mesin pemindah barang.
Berdasarkan perencanaan, belt conveyor dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Stationary Conveyor
2. Portable (Mobile) Conveyor
Berdasarkan lintasan gerak belt conveyor, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Horizontal
2. Inklinasi
3. Kombinasi Horizontal – Inklinasi
Arah lintasan dari sistem belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Gambar Lintasan Belt
Pada umumnya, belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik (take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas dan Idler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner) yang biasanya dipasang dekat head pulley. Adapun konstruksi dari belt conveyor diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 2. Konstruksi Belt Conveyor
Sistem Kerja Belt Conveyor
Bahan dari unloader akan jatuh ke belt conveyor, kemudian belt conveyor akan mengirim bahan ke stasiun penampungan. Belt diletakkan di atas pulley yang digerakkan oleh motor penggerak. Pulley bergerak akibat adanya putaran yang ditransmisikan oleh motor penggerak, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 3. Sistem Kerja Belt Conveyor
Belt conveyor membawa material yang ada di atas belt, di mana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di head, material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.
Karakteristik Material Angkut
Belt conveyor digunakan untuk memindahkan material angkut yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dilihat dari ukuran, bentuk dan massa jenisnya. Bentuk dan ukuran dari material tersebut mempengaruhi kerja belt conveyor, yaitu berpengaruh terhadap luas area yang terpakai oleh material angkut pada belt conveyor dan berpengaruh terhadap kapasitas yang dihasilkan. Sudut segitiga sama kaki yang terbentuk karena tumpukan material angkut di atas belt akan berbeda untuk jenis material gumpalan besar dan halus, karena ukuran panjang atau lebar dari suatu partikel (dilambangkan dengan a dalam satuan mm) berbeda-beda. Tabel berikut adalah pengelompokan material menurut ukuran partikel.
Tabel 1. Pengelompokan material menurut ukuran partikel
Selain itu, material angkut juga dikelompokkan berdasarkan massa jenisnya. Berikut ini adalah tabel pengelompokan material berdasarkan berat jenisnya.
Dari ukuran karakteristik material, akan membentuk sudut surcharge atau sudut tumpukan material pada bagian atas belt conveyor. Sudut ini menentukan luas area angkutnya. Jika ukuran material berupa butiran kecil, maka akan mengalami abrasi dan membentuk sudut surcharge yang kecil, sedangkan jika ukuran material angkut berupa gumpalan besar tidak akan terjadi abrasi sehingga akan membentuk sudut surcharge yang besar.
sumber : http://laskarteknik.com/teori-belt-conveyor/
0 Response to "Teori Belt Conveyor"
Posting Komentar