CONTOH MAKALAH ETIKA DAN MORAL DI DALAM AGAMA KRISTEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru saya disekolah . Dengan makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul pelajaran agama Kristen dalam materi pembelajaran tentang Etika dan Moral Kristen.
Dalam makalah ini dijelaskan juga tentang apa itu pengertian etika dan moral serta di jelaskan dengan perbedaan dan persamaan etika dan moral. Tidak hanya tentang pengertian serta macam etika dan moral, tapi juga bagaimana kegunaan etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................2
1.1. Latar Belakang Masalah ...........................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................. 5
BAB II PERMASALAHAN........................................................................... 2
2.1. Pengertian Etika...................................................................................... .3
2.2.Pengertian Moral....................................................................................... 4
2.3. Perbedaan Etika dan Moral.......................................................................5
2.4. Persamaan Etika dan Moral......................................................................6
2.5. Kegunaan Etika dan Moral dalam kehidupan sehari-hari.........................6
2.6 Etika Pelajar Kristen......................................................................... …… 7
BAB III PENUTUP....................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 8
3.2. Saran .........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan moralitas, dan etika Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Kristen.
Makna moral / etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Manusia sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku manusia dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan. Etika Kristen adalah Ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak dan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan disajikan dalam penulisan makalah ini berkaitan dengan moralitas dan perilaku dalam berkehidupan sebagai mahasiswa Kristen, baik dalam berinteraksi dengan sesama pelajar, dengan guru, dan dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
- Jelaskan Pengertian dari Etika dan Moral
- Sebutkan Perbedaan dan Persamaan Etika dan Moral
- Bagaimana kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
Melalui penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat memberikan contoh kehidupan yang bermoral dan beretika sesuai ajaran Kristen sehingga dapat menjadi teladan di lingkungan kampus ataupun di tempat tinggalnya. Moral dan etika Kristen tersebut diharapkan dapat diaplikasikan pada sikap dan perilaku sebagai berikut:
- Sikap terhadap dosen/pengajar
- Sikap dan perilaku terhadap sesama mahasisa
- Sikap dan perilaku di lingkungan tempat tinggal
BAB II
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN
2.1. Pengertian Etika
Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu sendiri. Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan.
Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Karena itu juga Etika bukanlah ilmu yang pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan dan kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa( antropologi kultural), yang menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa.
Etika merupakan Ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. Etika berbicara tentang keharusan yang di lakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar dan tepat.
Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu maupun kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan dengan segi lahiriah seperti kelakuan dan tindakan, tetapi juga berurusan dengan segi batiniah seperti sikap, motif, karakter atau tabiat.
a. Etika Dalam Perjanjian Lama
Etika dan moral Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya yang ke 75.Pada saat itu, ia bersama dengan istrinya Sarai beserta keponakannya Lot menuju Kanaan melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091 SM (Kej 12:1-5). Abraham yang pada waktu itu bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman kepada Tuhan dan ia sendiri tidak mengetahui bagaimana sebetulnya daerah Kanaan tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan, ternyata negri itu sedang mengalami bencana kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan keluarganya pergi ke Mesir melalui Negep. Peristiwa Abraham yang menuruti perintah Allah memperlihatkan beberapa sikap iman dan moralnya, antara lain:
- Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang belum diketahui keadaannya.
- Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka duka serta ancaman bahaya.
- Ketika Abraham mencapai tempat yang ia tuju, ada bencana kelaparan disana, namun Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan setia pada Tuhan.
- Percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi hingga Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa.
- Selain dari sikap iman dan moral yang ditunjukkan Abraham, ada juga moral buruk yang ia tunjukkan ketika menghadapi permasalahan hidupnya, yaitu:
- Ketika ia berada di Mesir dimana ia kuatir dirinya akan dibunuh supaya orang bisa mengambil istrinya.
- Abraham berbohong demi menyelamatkan dirinya dengan mengakui istrinya sebagai adik.
- Sikap egois dan tidak mengasihi istri dimana Abraham tidak melindungi istrinya dan membiarkan istrinya rela diambil orang.
- Abraham tidak menyerahkan perlindungannya pada Allah tetapi ia tenggelam pada perasaan takutnya yang bisa mengancam nyawanya.
b. Etika Dalam Perjanjian Baru
Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius, Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49). Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat dan kitab para nabi. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9.
Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius, Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49). Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat dan kitab para nabi. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9.
Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia untuk menjadi seorang manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang lebih baik dari yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau berjalan berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41).
2.2. Pengertian Moralitas
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores, yang merupakan kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Abineno (1996) menuliskan bahwa istilah atau kata mos mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Yunani “etos”, yaitu kebiasaan adat istiadat.
Kata atau istilah ini lebih banyak digunakan oleh Gereja katolik Roma, kalau dibandingkan dengan Gereja-gereja Protestan. Dalam gereja Katolik Roma teolog yang menghususkan diri di bidang moral disebut teolog moral. Dalam gereja-gereja protestan teolog demikian disebut tetikius, maksudnya: teolog dibidang etika. Kalau kita membaca karya para teolog katolik Roma kita mendapat kesan, bahwa pada waktu-waktu yang akhir ini istilah atau pengertian ‘teolog moral” makin lama makin kurang digunakan, diganti dengan istilah atau pengertian etikus”.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan atau adat istiadat masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
2.3 Perbedaan Etika dan Moral
Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
- moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
- moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
- moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
- moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
- moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
- moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
- moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
- moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
- moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
- moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Persamaan
Ada beberapa persamaan etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
- Pertama, etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
- Kedua, etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
- Ketiga, etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi
Etika adalah pemikiran yang sistematis tentang moralitas, yang dihasilkan secara langsung bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu:
- Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas.
- Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
- Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa.
2.6 ETIKA MAHASISWA KRISTEN
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya dalam Rumusan Masalah, bahwa penulisan makalah ini difokuskan pada bagaimana mahasiswa berperilaku sesuai dengan etika Kristen. Perilaku yang akan dibahas adalah tingkah laku yang terkait dengan interaksi mahasiswa dengan sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen termasuk dengan segenap karyawan kampus, ataupun perilaku mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana dia tinggal.
3.1.Pelajar Pendidikan Agama Kristen
Sebagai seorang pelajar perlu disadari bahwa tugasnya adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan sebagai seorang mahasiswa perlu mengalokasikan waktu yang lebih untuk belajar, membaca buku referensi baik dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan ataupun browsing di internet, berdiskusi dengan teman atau siapapun yang yang dapat memberikan masukan.
Motivasi untuk keberhasilan tersebut dapat ditingkatkan melalui target-target pribadi seperti target untuk nilai rapot, target untuk naik kelas, untuk segera kuliah dan target lainnya tergantung pribadi pelajar.
Dalam mencapai keberhasilan dan menambah motivasi seorang pelajar, khususnya pelajar SMAN 8 KEDIRI harus dilandasi oleh ajaran kristen, yaitu menjadi garam dan terang yang dilandasi oleh kasih. Tentunya dalam mengejar cita-citanya tidak menghalalkan segala cara, misalnya malas belajar, tidak mau bertanya, dan mencontek.
3.2.Pelajar dengan Pelajar
Sebagai sesama pelajar kristen, perlu menerapkan ajaran kasih yang dapat diaplikasikan dengan kesediaan untuk menolong sesama mahasiswa dalam belajar, mau berbagi pengetahuan, bersikap ramah satu sama lain, kompak, tidak menyombongkan diri, dan mau memaafkan jika ada kesalahan teman.
3.3.Pelajar dengan Guru
Guru merupakan perwakilan orang tua di lingkungan sekolah, guru juga dapat dianggap sebagai atasan atau tuan dari pelajar seperti kita. Seperti tertulis pada Kolose 3:22 yang berbunyi “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Ajaran ini jelas menggambarkan agar pelajar mentaati guru ataupun aturan yang berlaku di Sekolah. Lebih jauh lagi, ketaatan pelajar bukan karena dimotivasi oleh keinginan mendapat pujian ataupun mengharapkan nilai yang tinggi, tetapi melakukannya dengan tulus hati.
Hal tersebut, menurut saya adalah keunggulan dari etika Kristen. Pelajar tidak akan menjadi orang yang munafik di sekolah. Jika guru tidak masuk kelas atau berhalangan, akan merasa senang dan tidak belajar; tetapi jika guru berada di kelas bertindak seolah-olah memperhatikan dengan seksama. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen.
Tetapi, bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkelkan? Orang yang galak, kejam dan “killer”? Bolehkah kita tidak menghormatinya? Jawaban Alkitab sangat tegas, yaitu TIDAK. Dalam 1 Petrus 2:18 dikatakan, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.” Lihat, betapa jelasnya Tuhan meminta untuk taat kepada orang yang mempunyai posisi di atas kita.
3.4.Pelajar dengan Lingkungannya
Kehidupan di luar kampus juga merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keberhasilan seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus dapat berjalan dengan baik, tentu akan menghindari gangguan fisik ataupun gangguan mental sehingga dapat lebih fokus untuk mencurahkan waktu dan pikiran pada pelajaran.
Kehidupan yang baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
- Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana pelajar tersebut berada;
- Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai seorang pelajar;
- Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian (misalnya aktif di organisasi gereja);
- Mengembangkan ilmu pengetahuan di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai seorang pelajar kristen, perlu disadari bahwa perilaku dan segala tindak tanduk tidak terlepas dari pengamatan orang lain. Untuk itu, pelajar kristen harus dapat memberikan contoh yang baik atau panutan. Pelajar diharapkan dapat menjadi “garam” atau “pelita” bagi masyarakat disekitarnya.
Menjadi garam artinya seorang pelajar dapat membuat kehidupan sosial masyarakat menjadi damai dan sejahtera atau dengan kata lain dapat memberikan cita rasa yang lebih baik. Menjadi pelita artinya sebagai seorang pelajar dapat memberikan contoh atau menjadi terang sehingga dapat menjadi panutan bagi orang lain agar tidak tersandung dalam permasalahan-permasalahan yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain.
Menjadi terang ataupun garam tersebut perlu didasari oleh ajaran kristen, yaitu melakukan perbuatan untuk menjadi contoh yang baik bagi orang lain dengan didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
SUMBER : MAKALAH HANDRI SIDABUTAR ( mahasiswa semester 4 LP3I pekanbaru )