Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme (Gempa bumi)
Tektonisme
Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar, pada umumnya meliputi patahan, lipatan dan tektonik lempeng. Menurut teori tektonik lempeng bahwa litosfer dipandang terdiri dari dari beberapa lempeng pejal yang bergerak relatif lambat. Lempeng adalah suatu bentuk ukuran yang panjang dan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya (contoh daun pintu, ubin, dll). Menurut konsep isostasi bahwa material kerak bumi mengapung karena kesetimbangan antara berat material dengan gaya ke atas yang dikerjakan oleh lapisan fluida. Dalam teori tektonik lempeng, lapisan luar bumi (litosfer) terdiri dari kerak bumi dan bagian padat mantel atas, sampai kedalaman kira-kira 80 km. Material di bawah litosfer yang dianggap cukup panas, sehingga mudah dibentuk ulang dan mampu mengalir, dinamakan asthenosfer. Gerak relatif lempeng ada tiga yaitu divergen (saling menjauhi), konvergen (saling mendeka) dan geseran. Pada batas antara kedua lempeng yang bergerak divergen, terjadi pelebaran dasar samudra. Begitu kedua lempeng saling menjauhi, material lebur panasdan mantel naik untuk mengisi celah yang terbentuk. Material lebur yang naik mndingin menjadi tanggul dasar samudra.
Jika luas permukaan bumi dianggap tetap, maka ketika material litofer baru tercipta sepanjang batas antara kedua lempeng, terjadilah gerak saling mendekati (konvergen). Ada 3 jenis gerak konvergen yang dialami oleh lempeng.
- Tumbukan antara lempeng samudra dengan lempeng benua.
Ketika lempeng samudra bertumbukan dengan lempeng benua, lempeng samudra yang lebih rapat menggeser ke bawah lempeng benua dengan sudut miring tertentu sehingga terbentuklah palung laut
- Tumbukan antara lempeng samudra dengan lempang samudra.
Ketika dua lempeng samudra bertumbukan, lempeng yang satu akan menggeser ke bawah lempeng yang lain pada daerah patahan. Akibat dari ini akan muncul gunung berapi di lautan.
- Tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng benua
Kedua lempeng relatif ringan dibanding astenosfir yang terletak di bawahnya dan terlalu tebal sehingga salah satu tidak dapat didorong ke bawah. Ujung-ujung lempeng yang berdekatan saling mendorong sehingga terjadi lekuka, membentuk jalur pegunungan. Himalaya diperkirakan terjadi karena tumbukan seperti ini, yaitu tumbukan antara lempeng india dan eurasia pada 45 juta tahun lalu.Pada pergeseran terbentuk transform fault, yang terjadi ketika ujung-ujung kedua lempeng bergeseran satu sama lain. Gempa bumi umumnya terjadi di sepanjang transform fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri dari 6 lempeng utama yaitu lempeng afrika, amerika, eurasia, india (australia) pacific dan antartika.
Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa alam akibat adanya aktivitas magma. Relief bentuk muka bumi Indonesia sangat heterogen, hal ini salah-satunya diantaranya diakibatkan oleh peristiwa vulkanisme. Dan dengan tekan yang sangat kuat magma bisa bergerak ke berbagai arah. Jika magma itu bisa sampai keluar disebut ekstrusi, inilah yang melahirkan gunung api atau vulkan. Jika magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Akibat adanya intrusi, terjadilah bermacam bentukan. Keluarnya cairan magma menuju ke permukaan berasal dari dapur magma disebut batolit. Batolit yang bentuknya lebih kecil dengan permukaan cembung, dasarnya rata disebut Lakolit, sedangkan magma yang masuk diantara batuan dan membeku tipis dan datar disebut Sill. Magma yang ada di dapur magma, suhunya masih tinggi, dan makin ke atas suhunya makin turun, dalam pergerakanya magma kadang bisa sampai keluar ke permukaan bumi, kadang belum sampai keluar, magma sudah dingin dan membeku serta berubah menjadi batuan.
Vulkanisme berasal dari kata Vulcaan yang berarti dewa api.Sedangkan dalam bahasa Inggris Volcanism atau vulkanisma.
Gejala Vulkanisme
Syarat-syarat terjadinya gejala vulkanisme adalah :
1) Terbentuknya dapur magma di lapis-lapis kulit bumi.
2) Terjadi intrusi magma, yaitu aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma tetapi tidak sampai tembus ke permukaan bumi. Hasil bentukan intrusi magma :
- Batolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam dapur magma.
- Lakolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan litosfer dan bentuk alasnya datar, bagian atasnya cembung.
- Sills, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan, bentuknya tipis, pipih, dan melebar.
- Dikes, yaitu batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer, bentuk miring/tegak dan pipih.
- Apofisa, yaitu batuan beku dalam yang terbentuk di cabang-cabang berukuran kecil.
- Batuan beku korok, batuan beku yang membeku di pipa kawah.
3) Ekstrusi Magma, yaitu aktivitas atau gerakan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi dapat menyebabkan erupsi, sedangkan erupsi itu dibagi menjadi dua, antara lain :
- Erupsi eksplosif, yaitu letusan yang luar biasa dahsyatnya akibat tekanan gas yang sangat kuat.
- Erupsi epusif, yaitu letusan karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental keluar dari kepundan.
Gempa Bumi (Seisme)
Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan.
Pergeseran daratan di Bumi selalu diikuti dengan gempa. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
- Gempa Tektonik
Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan lempeng tektonik pada lapisan kulit Bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain. Gempa ini terjadi karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik.
Jika dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling menjauhi, mendekati, atau saling bergeser. Selanjutnya, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut.
Akibatnya, terjadi pelepasan secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit Bumi dengan kekuatan besar yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik.
- Gempa Vulkanik
Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi menerobos ke atas lapisan kerak Bumi. Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit Bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik.
- Gempa Runtuhan
Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa gua-gua. Apabila runtuh, permukaan Bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah.
Sumber : Akmalazb