PETA DAN PEMETAAN
Pernahkah Anda melihat peta? Kalau sudah, apakah sebenarnya peta itu? Peta merupakan alat utama di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia.
Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeusmengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”.
Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
B. Macam-macam Peta
1. Ditinjau dari jenisnya
Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto ialah peta yang dihasilkan dari muzaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2. Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
Peta kadaster berskala 1 : 100 s/d 1 : 5000
Peta skala besar berskala 1 : 5000 s/d 1 : 250.000
Peta skala sedang berskala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
Peta skala kecil berskala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
Peta skala geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000
Peta umum/PetaIkhtisar adalah peta yang menggambarkan segala Sesutu yang ada di permukaan bumi.
Peta Khusus/Peta Tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu di permukaan bumi.
3. Ditinjau dari informasinya
Contohnya : Peta kepadatan penduduk, Peta geologi, peta penggunaan lahan, dll.
C. Komponen-komponen/Kelengkapan Peta
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponenkomponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Proyeksi peta
Untuk lebih jelasnya mengenai arti dan manfaat dari komponen-komponen peta tersebut, silahkan Anda pelajari uraian berikut ini.
1. Judul Peta
Pada peta yang pernah Anda lihat, di bagian manakah biasanya judul peta diletakkan? Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui data daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut.
Contoh:
– Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa.
– Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali.
– Peta Indonesia.
Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum
membaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya.
Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan
isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda
pada peta.
Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta
dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakkan dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama.
Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan.
Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya
1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara
keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 : 1000.000.
Contoh:
skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian di peta sama dengan 500.000 jarak yang
sebenarnya, apabila dipakai satuan cm maka artinya 1 cm jarak di peta sama
dengan 500.000 cm (5 km) jarak sebenarnya di permukaan bumi. Skala peta
akan dibahas lebih rinci pada modul berikutnya nanti.
3. Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada
peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan
pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok
kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian
lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara
keseluruhan.
Lihat gambar 1.1.
+ + + + + + + : batas negara
+ • + • + • + • : batas provinsi
– • – • – • – • : batas kabupaten
: jalan kereta api.
: jalan raya/sungai
: gunung/gunung api
: Ibu kota propinsi
: Ibu kota kabupaten
: Kota lainnya
: danau
: rawa
: bandar udara
: pelabuhan
4. Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya
untuk menunjukkan arah utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi
perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada
peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk
ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan peta.
5. Simbol dan Warna
Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna.
Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol
dan warna tersebut
a. Simbol Peta
Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi
yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus
memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang
digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah:
– sederhana
– mudah dimengerti
– bersifat umum
b. Macam-macam simbol peta:
1) Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya
Bentuk-bentuk simbol yang digunakan pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut dan sebagainya.
b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan, dan sebagainya.
c) Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya.
d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak
e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga lainnya/nilai lainnya.
f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah)dalam bentuk persentase.
g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besarsimbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknyamakin kecil bola berarti isi (volume) makin kecil.
2) Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya
Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Simbol yang bersifat kualitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
b) Simbol yang bersifat kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
3) Macam macam simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentuk-bentuk budaya manusia.
Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi:
a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.
Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.
b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
c) Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya.
c. Warna
Perhatikan peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.
Contohnya:
1) Untuk laut, danau digunakan warna biru.
2) Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3) Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4) Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 – 3000 meter) digunakan warna coklat tua.
5) Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter daripermukaan laut digunakan warna hijau.
Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: Yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Yang bersifat kualitatif hanya membedakan unsurnya saja. Sedangkan yang bersifat kuantitatif terutama dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun juga untuk membedakan unsurnya.
6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah (dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi tersebut. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
7. Inset peta
Inset peta menunjukan lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya yang lebih luas. Kegunaan inset adalah untuk menjelaskan salah satu bagian dari peta dan untuk menjukan lokasi yang penting tetapi kurang jelas dalam peta.
8. Proyeksi peta
Proyeksi peta adalah cara pemindahan system parallel/garis lintang dan meridian/garis bujur dan globe/bidang lengkung kebidang datar/peta.
9. Garis tepi
Garis tepi biasanya dibuat rangkap, yang berfungsi membatasi peta dengan komponen-komponennya di dalam bingkai (garis tepi peta) serta membantu daerah yang dipetakan tepat pada posisi di tengah-tengah.
10. Lettering
Lettering adalah semua tulisan atau huruf-huruf yang tertera di dalam peta, yang berfungsi untuk mempertegas arti dari symbol-simbol yang ada pada peta, yang biasanya ditulis dengan tipe huruf tertentu.
D. Cara Membuat dan Membaca Peta
a. Membuat Peta
Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah.
Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:
menentukan daerah yang akan Anda petakan,
membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan,
membuat simbol-simbol yang mewakili data,
menempatkan simbol pada peta dasar,
membuat legenda (keterangan), dan
melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
b. Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara
para ahli (kartografer) yaitu sebagai berikut:
Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
1. Nama jalan di tulis harus searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
2. Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:
di bawah simbol kota
di atas simbol kota
di sebelah kanan simbol kota
di sebelah kiri simbol kota
C. Memperbesar dan memperkecil Peta
Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macammacam simbol peta dan penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.
a. Memperbesar Peta
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;
1) Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah:
a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala
menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar 1.21)
Gambar 1.21. Cara memperbesar peta dengan memperbesar grid.
2) Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis
Skala 1 : 100.000 menjadi
Artinya, jarak 10 cm di peta mewakili jarak 5 km di lapangan.
3) Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.
b. Memperkecil Peta
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:
1) memperkecil peta
2) memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
3) menggunakan pantograf
Di bawah ini disajikan gambar sketsa dari pantograph
Sketsa alat pantograf. Pantograf dapat dipakai untuk memperbesar atau memperkecil skala peta. Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograh berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.
Rumus yang digunakan:
Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.
Diketahui :
m = 1 (besar peta yang asli)
M = 5 (besar peta yang akan dibuat)
Maka skala faktor =
Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala factor sama dengan 100.
Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian (dijiplak) gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.
c. Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung.
Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:
Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
Kenampakkan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu berelief kasar.
Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.
Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui:
Jarak lurus antar kota.
Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya berawa-rawa.
Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran permukiman.
Sumber : Archimalas.wordpress