Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya satu hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Penutur Bahasa Indonesia seringkali memakai versi sehari-hari (kolokial) atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Penggunaan Bahasa Indonesia sangat luas terutama di perguruan-perguruan tinggi, surat-menyurat resmi, media massa, sastra, perangkat lunak, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh seluruh warga Indonesia.
Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Terdapat aturan-aturan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami.
Terdapat 5 Ragam dalam laras bahasa yang digunakan, semua ragam dapat digunakan dalam kondisi tertentu:
- Ragam Resmi (Formal), yaitu bahasa yang dipakai dalam komunikasi resmi seperti rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah. oleh karena itu memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang tepat.
- Ragam Beku, yaitu bahasa yang digunakan pada acara hikmat dan sedikit memungkinkan keleluasaan seperti upacara pernikahan, keputusan pengadilan dan kegiatan rohani.
- Ragam Konsultatif, yaitu bahasa yang digunakan dalam pertukaran informasi atau kegiatan transaksi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara seperti percakapan di sekolah atau di pasar.
- Ragam Akrab, yaitu bahasa yang digunakan diantara orang yang memiliki hubungan sangat akrab atau intim. seperti dalam pembicaraan berumah tangga
- Ragam Santai (Casual), yaitu bahasa yang digunakan untuk acara yang bersifat tidak resmi dan dapat dipakai untuk orang yang cukup akrab (misal teman) atau orang yang belum dikenal dengan akrab (baru kenal). seperti pembicaraan dalam perkumpulan dengan teman-teman
Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, selain memperhatikan kata yang baik, maka harus dilakukan dengan benar, maksud dari kata benar adalah bahasa indonesia yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa baku, baik dalam kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Berikut ini adalah 5 ciri-ciri ragam bahasa baku:
- Menggunakan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, namun secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku ialah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Contohnya : /habis/ dan bukan /abis/; /atap/ dan bukan /atep/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/
- Menggunakan ejaan yang resmi dalam ragam menulis. Ejaan yang berlaku hingga saat ini dalam bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
- Menggunakan kata-kata yang baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
- Menggunakan kaidah dalam tata bahasa yang normatif. Misalnya dengan menerapkan suatu pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
- Menggunakan kalimat secara efektif. Beberapa pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, Dalam bahasa baku pun sebenarnya mengharuskan komunikasi secara efektif, yaitu pesan pembaca atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis dengan apa maksud aslinya.
Dari semua ciri bahasa di atas sebenarnya hanya nomor1 (lafal baku) dan nomor 3 (kata baku) yang paling sulit dilakukan oleh ragam bahasa. Penggunaan lafal baku dan kata baku pada ragam konsultatif, santai dan akrab malah akan menyebabkan bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.
Setelah membahas aturan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kita bisa menarik kesimpulan bahwa Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif bisa diterapkan (dengan menyesuaikan lingkungan disekitar kita) mulai dari ragam beku hingga ragam akrab. Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, akrab dan santai dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.
Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar |
Contoh menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Bahasa indonesia yang baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Berikut contoh pada undang-undang 1945:
Undang- undang dasar 1945, pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dari beberapa kalimat pada undang-undang dasar tersebut menunjukkan bahasa yang sangat baku dan merupakan bahasa yang baik dan benar.
Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi. Hal seperti ini menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak tepat tempatnya.
Contohnya dalam tawar-menawar di sebuah pasar, misalnya pemakaian ragam baku akan menyebabkan kegelian, kecurigaan atau keheranan. Karena akan sangat ganjil seandainya dalam tawar-menawar antara pembeli dan penjual di pasar menggunakan bahasa baku, contohnya seperti ini:
- Penjual : Selamat siang bu, Ada yang bisa saya bantu ?
- Pembeli : Selamat siang pak, Apakah Anda menjual Tahu yang dibuat di Sumedang ?
- Penjual : Saya mempunyai Tahu yang anda cari bu, Tahu dari sumedang ini harganya adalah Rp. 50.000
- Pembeli : mahal sekali pak, Apakah saya boleh menawarnya ?
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif sebab tidak sesuai dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, berikut penggunaan bahasa indonesia yang lebih tepat.
- Penjual : cari apa bu ?
- Pembeli : saya lagi nyari tahu tahu dari sumedang bang, ada gak ?
- Penjual : oh, ada bu, nih bu harganya Rp. 50.000.
- Pembeli : mahal amat bang, murahinlah bang.
Sumber : http://www.markijar.com/