Dunia Kedokteran Pada Masa Kuno
Hidup pada masa
lampau penuh akan bahaya terutama kondisi kesehatan. Perang, penyakit,
kelaparan, dan melahirkan merupakan beberapa contoh sulitnya kehidupan pada
zaman dulu. Akibatnya rata-rata usia kehidupan orang-orang pada masa itu lebih
rendah dari masa sekarang. Kepedulian masyarakat terhadap penyakit masih sangat
rendah pada masa itu. Apabila ada yang sakit, mereka pergi ke tempat-tempat
yang dianggal suci untuk melakukan upacara penyembuhan. Demikian pula upaya
penyembuhan yang dilakukan para tabib juga dihiasi hal spiritual.
Ilustrasi Tabib Yang Sedang Mengobati Pasiennya
Dalam banyak
kebudayaan, dewa dianggap memiliki peran dalam kondisi kesehatan manusia.
Misalnya Dewa Asklepios dalam mitologi Yunani yang dianggap sebagai dewa kesehatan.
Masyarakat membuat kuil-kuil penyembuhan (dapat disebut juga sebagai
sanotarium) bagi Dewa Asklepios. Mereka yang sakit rela berjalan berhari-hari
untuk mencari penyembuhan di sanotarium kuno milik Dewa Asklepios. Biasanya
kuil-kuil ini terletak di daerah terpencil yang memiliki alam indah, seperti di
Epidauros (Yunani) dan Pergamon (Turki). Di dalam kuil akan disedikan tempat
pemandian, makanan yang sehat, tempat meditasi, dan kamar. Hewan kurban dan
persembahan ditaruh di altar dewa sebagai nazar.
Sementara itu resep
obat kuno menggunakan tanaman (jamu), bagian tertentu dari binatang dan air.
Dalam banyak kasus, ramuan-ramuan obat digunakan dalam upacara ritual sebelum
diberikan kepada yang sakit. Hal ini menandakan bahwa orang pada masa itu
percaya akan keampuhan dari obat herbal dan supranatural untuk mengobati
penyakit.
Mesir
Kuno
Imhotep (2667-2648 SM) adalah orang
mesir yang menjadi dokter pertama dalam sejarah Mesir. Pembedahan di Mesir
telah mulai dilakukan sekitar 2750 SM. Buku “The Kahun Ginekologi Papyrus”
(buku kedokteran kuno Mesir) yang ditulus pada 1.800 SM berisikan 34 kasus
diagnosis pengobatan bertahan hidup. Sayang kitab tersebut hanya berbentuk
potongan (tidak komplit). Lembaga medis masa itu disebut “Rumah Kehidupan” dan
telah didirikan sejak Dinasti I Kekaisaran Mesir.
Herodotus mengganbarkan masyarakat
Mesir lebih sehat dari pada tentangganya Libya. Padahal kedua daerah memiliki
iklim yang sama-sama kering. Meskipun cara pengobatan juga masih menggunakan
praktik supranatural, tetapi dunis medis Mesir Kuno telah mulai mengambangkan
bidang anatomi, kesehatan masyarakat, dan diagnostik klinis.
Ilustrasi Pengobatan Pada Masa Mesir Kuno
Mesopotamia
Teks-teks kedokteran Babilonia telah
ada sekitar 1000 tahun yang lalu. Tulisan medis terua Babilonia adalah
“Handbook Dignostik” yang ditulis oleh Esagil Kin Apli (sesorang yang dianggap
dokter masa itu) dari Borsippa. Buku ini ditulis pada masa pemerintahan raja
Babelonia, Adad Apla Iddina yang memerintah pada tahun 1069-1046 SM. Seiring
dengan perkembangan pengobatan Mesir kuno, Babilonia memperkenalkan konsep diagnosis,
prognosis, pemeriksaan fisik, dan resep medis.
Selain itu, “Buku Pegangan Diagnostik”
memperkenalkan metode terapi dan etiologi dan penggunaan empirisme, logika dan
rasionalitas dalam diagnosis, prognosis dan terapi. Teks berisi daftar gejala
medis dan pengamatan empiris secara rinci ditulis bersama dengan aturan logika
yang digunakan dalam menggabungkan gejala pada pengamatam tubuh pasien dengan
diagnosis dan prognosis.
Lukisan Pengobatan Masa Babilonia Kuno
India
Atharvaveda, teks suci agama Hindu
yang berasal dari awal Zaman Besi, adalah teks India pertama yang menyangkut
tentang obat-obatan, seperti obat dari Timur Dekat Kuno yang berdasarkan konsep
pengusiran setan dan sihir. Atharvaveda juga mengandung resep herbal untuk
berbagai penyakit. Penggunaan herbal untuk mengobati penyakit merupakan
sebagian besar pembahasan dalam Kitab Ayurveda.
Pada 1000 SM, setelah kemunculan
periode Weda, sistem pengobatan tradisional India mulai dikenal sebagai
Ayurveda, yang berarti "pengetahuan lengkap untuk umur panjang".
Dua teks yang paling terkenal milik
padepokan Charaka dan Sushruta. Keduanya muncul pada 600 SM. Fondasi awal
Ayurveda dibangun pada sintesis praktek herbal tradisional bersama-sama dengan
penambahan besar konseptualisasi teoritis, nosologies baru dan terapi baru yang
mucul pada sekitar 400 SM. Kemudian
pengobatan di India juga dipengaruhi oleh ajaran Budha.
Kitab kuno Ayurvedic menyebutkan
delapan cabang kedokteran: kāyācikitsā (penyakit), śalyacikitsā (operasi
termasuk anatomi), śālākyacikitsā (mata, telinga, hidung, dan penyakit
tenggorokan), kaumārabhṛtya (pediatri),
bhutavidya (roh obat), dan Agada tantra (toksikologi), rasayana (ilmu
peremajaan), dan Vajikarana (aphrodisiacs, terutama untuk laki-laki). Terlepas
pembelajaran ini, siswa dari Ayurveda diharapkan untuk mengetahui sepuluh seni
yang sangat diperlukan dalam penyusunan dan penerapan obat yaitu distilasi,
keterampilan operasi, memasak, hortikultura, metalurgi, pembuatan gula,
farmasi, analisis dan pemisahan mineral, peracikan logam, dan persiapan
alkalis.
Yunani
Yunani kuno, seperti dengan Roma Kuno
dan Mesir Kuno, memainkan peran penting dalam sejarah medis. Yang paling
terkenal dari semua dokter Yunani Kuno adalah Hippocrates. Pada 1200 SM, Yunani
Kuno berkembang di segala bidang baik perdagangan, pertanian, militer, pelayaran,
dll. Pengetahuan mereka tentang obat dikembangkan sesuai kondisi tersebut.
Dewa mendominasi kehidupan orang-orang
Yunani. Kejadian alam dijelaskan karena kekuatan dewa. Meskipun demikian dunia
media Yunani Kuno tidak sepenuhnya didasarkan pada dewa, mereka mulai mencoba
mencari penjelasan alami mengapa seseorang mendapat sakit dan meninggal.
Orang-orang Yunani telah belajar kedokteran
1000 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus. Dalam 'Iliad' oleh Homer, tentara
yang terluka dirawat oleh dokter dan dalam sebuah kisah pemimpin Yunani yang
bernama Menelaus, dirawat karena luka panah di lengan oleh dokter di Machaon.
Namun, tidak semua orang Yunani Kuno pergi
ke dokter ketika sakit. Masih banyak dari mereka yang percaya akan para dewa. Kuil
Dewa Apollo yang dianggap sebagai penyembuh berada di Delphi dibangun pada abad
ke 6 SM. Kemudian banyak mayarakat Yunani kuno beralih ke Dewa Asclepios untuk meminta
bantuan penyembuhan. Tempat yang disebut Asclepeia dibangun bagi mereka dalam
kesehatan yang buruk. Tempat ini seperti kuli dan di sini orang datang untuk
mandi, tidur dan bermeditasi. Kaum miskin juga diizinkan untuk mengemis uang di
bangunan ini. Mereka yang pergi ke asclepeias diharapkan untuk meninggalkan
persembahan kepada Asclepios. Sistem kuil ini dijalankan oleh para imam. Pasien
di Asclepeias didorong untuk tidur karena diyakini bahwa selama tidur mereka
akan dikunjungi oleh Dewa Asclepios dan dua putrinya, Panacea dan Hygeia.
Kunjungan ketiganya ini diharapkan untuk menyembuhkan semua penyakit.
Persembahan
Telinga Emas Untuk Dewa Aclepios Dari Seorang Wanita Bernama Fabia
Secunda Karena Penyakit Di Telinganya Telah Sembuh
Romawi
Gladiator sering terluka bahkan kadang-kadang
luka parah. Para dokter harus memperlakukan mereka dengan baik dan belajar tentang
tubuh manusia. Galen (200/216-129 SM), merupakan seorang dokter Yunani
terkemuka mulai membedah hewan untuk melanjutkan penelitiannya. Galen percaya
bahwa monyet yang berjalan seperti manusia, dengan dua kaki, kemungkinan besar
akan memberikan para ilmuwan npengetahuan yang dapat diterapkan pada manusia.
Galen, yang pindah dari Yunani ke Roma
pada 162 SM, menjadi seorang ahli anatomi manusia. Dia adalah seorang dosen populer
dan menjadi dokter paling terkenal dan dicari. Konsul Flavius Boethius, salah satu
pasiennya, memperkenalkannya kepada pengadilan kekaisaran dan ia segera menjadi
dokter pribadi Kaisar Marcus Aurelius '.
Setelah Galen tidak lagi membedah
hewan, ia membedah mayat, seperti mayat seorang penjahat yang digantung, serta
beberapa badan yang digali di kuburan korban banjir. Meski begitu, ia membuat
beberapa kesalahan ketika menganalisis bagaimana tubuh manusia bekerja.
Galen menulis beberapa buku medis, di
mana ia memaparkan pengetahuan yang sangat baik dari struktur tulang. Dia
menyadari bahwa otak memberitahu otot apa yang harus dilakukan ketika ia
memotong sumsum tulang belakang dari babi.
Teori medis dulu kadang-kadang sangat
dekat dengan teori yang kita kenal sekarang. Marcus Terentius Varro (116 SM -
27 SM) menyakini bahwa penyakit disebabkan oleh miniatur makhluk terlalu kecil
untuk mata telanjang dapat melihatnya (bakteri dan virus yang terlalu kecil
untuk dilihat). Sementara yang lainnya “masih menatap langit”, Crinas dari Massilia
yakin bahwa penyakit disebabkan oleh bintang-bintang. Lucius Junius Moderatus
Columella (4M- sekitar tahun 70 M), seorang penulis pertanian, penyakit berasal
dari uap rawa. Banyak dari keyakinan ini berlaku sampai beberapa ratus tahun kemudian.
Peralatan Medis Ditemukan di Jerusalem Yang Digunakan Pada 40 SM- 400SM
Sumber: